Wiyaipai Boga |
Sebelum Tahun 1855, PAPUA masih perawan, Kehidupan manusianya, Kemudian Alamnya dan bahkan Letak
Keberadaannya Tak di ketahui Oleh Mata Dunia,
Keberadaan Pulau Papua Hanya Misteri Dan Teka-teki Dalam Pandangan Kaca Mata
Dunia, pada masa itu. Kehidupan Manusia Papua pada Saat Itu boleh Di katakan
Berada Dalam Zaman Kegelapan. Manusia Papua Tidak mengetahui Apapun yang ada
Serta Segala Sesuatu yang berkaitan Dengan Dunia Luar, Lalu Yang lebih
Memprihatinkan Adalah Manusia Papua, Atau Pada zaman Itu di Sebut Manusia
Kanibalisme, setan, Dan Manusia Iblis. Manusia Papua Pada Saat Itu Tidak saling
Mengenal, Antara 1 Daerah Dengan Daerah Lain, Serta Satu suku dengan suku Lain,
Dan Dalam Kehidupan Manusia Papua Pada Zaman Itu Hanya ada Peperangan antar
Manusia Papua sendiri, Antar Suku Di papua, dan Antar wilayah Di Pulau Papua,
Kemudian Di samping itu, perampokan, Dan Lainnya, masih Meraja. Lalu Dalam Segi
lainnya, Manusia Papua saat Itu hanya Tahu berburu Dan Mengumpulkan Makanan,
Kemudian hanya sedikit dari Manusia Papua Yang mengenal Sistim Bercocok Tanam,
Di sisi Spiriktualnya, Manusia Papua Pada Zaman Itu mempercayai Roh Nenek
Moyang, Penunggu, Jin Dan Sebangsanya. Sehingga Kehidupan Orang Papua Pada
zaman Itu Hidup Dalam Kegelapan.
Kemudian
Pada Tanggal 5 Februari 1855 Hari Minggu Pagi Pukul 06 : 00, Kapal yang Membawa
Dua Misionaris Dari Belanda Ottow Dan Geissler Pada akhirnya Berlabuh Di
Kampung Mansinam Pelabuhan Doreh, di Tanah Papua. Tanggal Itulah Yang menjadi Cikal-Bakal Lahirnya Pelita Bagi
Orang Papua, Cahaya Yang Terang Dan Menjadi Era Baru Bagi Manusia Papua.
Kemudian Geissler Menuliskan Kepada Bapak Gossner Sebagai ucapan Rasa Suka
Citanya “ anda tak dapat membayangkan,
betapa besarnya rasa suka cita Kami, Bahwa Pada Akhirnya Tanah Tujuan Terlihat,
Matahari Terbit Dengan Indah, Ya, Semoga Matahari Yang sebenarnya menyinari
kami Dan orang-orang kafir itu, yang telah sekian lamanya merana dalam
kegelapan, semoga sang Gembala setia mengumpulkan mereka di bawah tongkat
Gembala-Nya yang Lembut”.
Kemudian
Hal pertama yang kedua Misionaris itu lakukan Saat Menginjakan Kaki Di Tanah,
Yang Saat Itu Di Kenal Dengan Nama (Pulau Neraka), Adalah Mengucapkan Sebuah
Pernyataan “ Dengan Nama Tuhan, Kami menginjakan Kaki Di tanah Ini ”,
Seusai Mengucap Kata Itu, Keduanya Menginjakan Kaki Di Tanah Yang Pada Masa Itu
Di Sebut Sebagai Pulau Neraka. Pulau Neraka Sendiri di beri Nama Oleh
Orang-orang dari Kesultanan Tidore, Karena pada masa itu, Pulau Itu di kenal
dengan Pulau yang Di mana Penghuninya Adalah Bangsa Kanibalis, Serta
Kehidupannya, Dalam peperangan, Perampokan, Pembunuhan, Dan berbagai kegiatan
Tidak Baik, Lainnya.
Dan
Pulau itu, Di anggap Sebagai Pulau terkutuk, Serta Pulau Yang angker, Sehingga
Orang Luar Takut Untuk Masuk, Namun dengan Berani, Ottow Dan Geissler
menginjakan kaki Di tanah Terkutut Itu, Tanah Yang Di juluki Sebagai Pulau
Neraka. Dan satu hal yang sampai hari ini menyentuh bagi Manusia Papua Adalah
Ucapan Yang menjadi lamaran bagi Bangsa Papua “ Di atas batu Karang Ini, Aku letakan Peradaban Orang Papua, Dan orang
Sekuat Apapun Dia, Tak Bisa Menguasai Bangsa Ini, Bangsa Ini akan Berdiri
Dengan Kekuatannya Sendiri “, ucapan tersebut Menjadi Duri dalam daging,
yang tiap saat menusuk urat nadi bagi Orang Papua, Air mata kerinduan akan
Ucapan Itu, Agar Menjadi Nyata, Terus saja Mengalir deras, Memohon Kepada
Tuhan, Di jadikan Nyata Ucapan Tersebut. Kemudian Terus Bersuara, dan Berusaha
Sekuat Tenaga Mewujudkannya, sambil Menunggu
Ramalan Itu Menjadi Nyata.
Lalu
Sekilas Mengenai Ottow Dan Geissler.
Ottow Sendiri Bernama Lengkap Carl Williem Ottow, Lahir Pada Tahun 1825,
Kemudian Pada Umur 18 tahun Ia telah Mulai tertarik Menjadi Pekabar Injil, Hal
Ini Terjadi Karena Ia termotivasi Dengan Khotbah dari Seorang Pendeta Di
Jemaatnya. Dan Pada Umur 30 Ottow menginjakan kaki Di Pulau Neraka, atau kini
Kita Kenal dengan Pulau Papua. Lalu
Geissler Sendiri Juga Bernama lengkap Johan Gottlod Geissler, Lahir Pada
tanggal 18 Februari 1830 di Langen-Reichenbanckta (jerman), Kemudian sejak
berumur 14 tahun, ia sudah terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja sebagai
anggota gereja Lutheran Jerman, Lalu pindah Ke Berlin, Dan Pada Umur 25 Geissler menginjakan Kaki Di
tanah Papua bersama ottow.
Mulai
Hari di mana Ottow dan Geissler menginjakan kaki di tanah Papua, Tepatnya Pada
tanggal 5 februari 1855, sejak saat itu, cahaya mulai masuk, Manusia Liar, Di
pulau Papua mulai di jinakan, Orang-orang Yang Pada saat Itu Kafir Di
gembalakan, hingga manusia Papua mulai mengenal satu sama lain sebagai saudara,
teman, kawan, dan Keluarga. Lalu manusia papua juga mulai mengenal Pendidikan, Kesehatan,
Agama, Ekonomi Maupun Pemerintahan Dan Lainnya. Mulai Saat Itu. Manusia Papua
Mulai Lahir sebagai Manusia Baru, Manusia Yang Beradab, Berakal, Pintar, Dan
Berpengetahuan Luas.
Kemudian
pada Tahun 1961, Lahirlah Beberapa
Musisi dari Papua, Yang Dengan gagah Bersuara dengan Nyanyian, Menyanyikan
Segala Keluh dan Kesah dari Manusia Papua, Seperti yang Paling Terkenal Di
kalangan Manusia Papua yang di kenal dengan Lagu Mambesak, Buah karya di balik
Kepedihan Manusia papua.
Lagu-lagu
mambesak Di kenal sebagai Lagu Yang mengandung Unsur perjuangan Di balik
Kepedihan, Lagu Ini Membuat Manusia Papua memasuki Era-baru, Era di mana
Manusia Papua, Mulai berani Bersuara, Walau Hanya sebatas Nyanyian, Dengan
Hadirnya Nyanyian-nyanyian tersebut Membuat Manusia Papua mulai menjadi Dewasa
dalam Menyikapi masalah-masalah Di balik PEPERA, Kontrak PT. Freefort,
perusahaan Raksasa Milik Amerika Serikat Dan masalah-masalah lainnya, yang di
nilai merugikan Manusia Papua.
Lalu
Pada Abad Akhir-akhir Ke 20an. Lahirlah Aktivis Kemanusian Yang dengan Gagah Berani,
Menyatuhkan Manusia Papua dalam satu persatuan yang kokoh. Dia di Kenal Theys
Hiyo Eluay, Seorang Aktivis Ternama Dan Paling Di kagumi Sepanjang Masa dalam
benak orang Papua.
Theys
Hiyo Eluay, Lahir di Sereh, Sentani, Jayapura, 3 November 1937, dan Lelaki yang Gagah Perkasa, Yang namanya
selalu harum dalam ingatan Manusia Papua tersebut Memulai Aksinya Pada Tanggal
1 Desember 1999, Lelaki yang di Sapa Theys Mencetuskan Dekrit Papua Merdeka,
Serta Mengibarkan Bendera Bintang Kejora. Lalu Pada Bulan Mei – juni 2000,
Lelaki itu mengadakan Kongres Nasional III
Rakyat Papua Barat, Yang Di kenal Dengan Kongres Rakyat Papua. Dan Terpilih
sebagai Ketua PDP, Sehingga hal ini menimbulkan Kecurigaan, Permusuhan, Dan ketidaksenangan
dari Pihak TNI dan pemerintah Indonesia. Hingga Pada Tanggal 10 Oktober 2001,
Theys Hiyo Eluay di culik dan Kemudian Di temukan Tak bernyawa di dalam
mobilnya di sekitar jayapura. Kematian Theys Hylo Eluay Ini di nyatakan Bahwa
di lakukan Oleh Pihak KOPASSUS, sehingga salah seorang Anggota KOPASSUS Letkol
Hartono di pecat secara tidak terhormat, Namun Kasus Kematian Theys Hiyo Eluay
Masih Di duga ada sangkut Pautnya Dengan Oknum-Oknum Tertentu.
Kematian
Seorang Gagah perkasa Putra Cendrawasih, Pada Tahun 2001 ini membuat Manusia
Papua Memasuki Era-baru, Era di mana Manusia Papua harus Lebih Keras Lagi Untuk
berjuang, Memperjuangkan Irisan Hati, Keluhan Di balik Kepedihan yang Menjadi
Duri dalam daging, Yang Tentunya Tiap Saat Akan Terus menusuk dan Menyiksa,
Menimbulkan Rasa sakit yang Mendalam, Di setiap Hembusan nafas, Di setiap
Detakan Jantung Manusia Papua Yang Malang.
Tulisan
di atas ini, saya Tulis untuk memperingati Ulang Tahun Ottow dan geissler
memasuki tanah Papua tepatnya di pulau mansinam, Yang Kini genap Berumur 162
tahun. Saya sebagai Manusia Papua Yang Kini Berada Di Era-modern, Mengucapkan
Banyak Terimakasih Kepada Ottow dan Geissler atas Perubahan besar, penerangan, dan Kelahiran yang Baru, sebagai Manusia
Papua yang Baru, Yang Anda Berdua Hadirkan Bagi Orang Papua DI Tanah
Cendarasih.
Catatan
: bila ada tulisan yang di anggap kurang, atau lebih, bahkan bila di anggap
salah Maka Penulis Meminta Dengan Hormat Untuk Di beri pentunjuk serta arahan,
Supaya di Tulisan Berikutnya, penulis Dapat Memperbaikinya.
Penulis
: Ekowaibhi
Penyumbang
Ide : Wiyaipai Boga
Bandung, 05/01/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar