Suatu
sore, Aku Dan temanku, Namanya Rio, Pergi ke salah satu pantai yang berada di
kotaku, Kami mulai jalan dari rumah, Melewati sebuah gedung gereja, Hingga kami
sampai di ujung gereja, Aku sontak kaget, Begitu Pula Rio. Di depan kami ada
dua Orang, Seorang lelaki dan Seorangnya lagi Wanita, Keduanya Tampak
Berkelahi.
Sesudah
Kami berdua telah mendekat hampir beberapa meter jauhnya, Mataku lansung
mengarah kearah Bibir sang Gadis, Nampak jelas betul, Darah segar, Meleleh
seperti es Krim di balik Bibirnya, Darah itu menetas jatuh Tepat kearah tanah,
Dimana sang Gadis Berdiri.
Lalu
ku arahkan mataku, mengarah ke Sisi lain Pada tubuh gadis itu, Tangannya,
Terlihat memerah, Wajahnya Nampak Pucat, Bola matanya telah Mengecil, Kemudian
Nafasnya terdengar Berat, Sesekali Terdengar Pula dia Batuk-batuk.
Seusai
Mengamati Gadis Itu, Ku arahkan Lagi Mataku Ke arah lelaki yang berdiri Di
hadapan gadis itu, Dia terlihat Lelah, Nafasnya pun berat, Wajahnya Menunjukan bahwa
Dia terlihat Marah. Dan tangannya Pun Nampak Kemerah-merahan.
Lalu
aku Menengok temanku Rio, Rio terlihat serius memandangi Wanita dan lelaki itu,
Dan Di balik wajahnya, Terlihat jelas Bahwa Ada kesedihan, Dia terdiam, Tak
berkedip, Memandang Keduanya.
Seusai
Itu, Aku mengajak Rio mendekati kedua Orang itu, Lalu aku mulai bertanya
mengapa mereka Bertengkar, Dan gadis Itu menjawab Bila dia di pukuli karena di
cemburui oleh si lelaki yang ternyata adalah suami dari gadis itu. Dan ku
lanjutkan lagi bertanya kepada lelaki yang berdiri tak jauh dari gadis itu,
Mengapa mereka berdua bertengkar, Kemudian lelaki itu menjawab bila dia memukili
gadis itu karena tak kuasa menahan amarah, karena gadis itu selalu menemui
mantan kekasihnya, Walau kini telah ia peristri olehnya.
Setelah
mengetahui, mengapa mereka bertengkar, maka aku menyuruh keduanya pulang, dan mengatakan
kepada mereka berdua agar masalah itu sebaiknya di bicarakan baik-baik di
rumah. Seusai itu, Keduanya akhir meninggalkan kami pulang.
Seusai keduanya pulang, Aku mengajak Rio untuk Melanjutkan Perjalanan Kami, Selama dalam Perjalanan, Aku sontak teringat Dengan Ucapan Ayahku yang sempat mengatakan padaku, Bila orang kawin bukanlah untuk saling memukul, Melainkan untuk saling berciuman, Dalam artian untuk saling mengasihi satu sama lainnya.
Seusai keduanya pulang, Aku mengajak Rio untuk Melanjutkan Perjalanan Kami, Selama dalam Perjalanan, Aku sontak teringat Dengan Ucapan Ayahku yang sempat mengatakan padaku, Bila orang kawin bukanlah untuk saling memukul, Melainkan untuk saling berciuman, Dalam artian untuk saling mengasihi satu sama lainnya.
Pada
akhirnya Kami berdua sampai di Pantai yang kami tujui, Seusai kami sampai, lalu
kami berdua pada akhirnya Mulai menikmati keindahan Ciptaan Tuhan yang Agung,
Hingga pada akhirnya kami pun pulang, Pulang dengan Kepuasan, Walau Kejadian
Yang kami tadi alami sepanjang Perjalanan Menuju Pantai Masih Saja Menyerang
Kening.
*******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar