ilustrasi |
Goresan demi goresan ku rasa pedih
Jari - jariku mulai meneteskan darah
Upaya demi upaya telah ku lakukan
Membanting tulang adalah hal biasa bagiku
Semua hanya untukmu
Hanya untuk melihatmu menjadi manusia yang lebih baik dariku
Kini kau duduk bersandar di tempak yang empuk
Minum dari cangkir mewah
Mengendarai sang garuda
menikmati indahnya nirwana
jujur aku bahagia akan hal itu
Namun yang ku seseli adalah
tiada pedulinya kau padaku
Kini mengalir lagi air mata yang sama
Air mata derita karena ulah dirimu.
maafkan aku
Mungkin akulah yang salah mendidikmu.
Cilimus, Bandung, Jawa Barat 06/12/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar