Senin, 13 November 2017

Ateis dan Tuhannya Ateis



Apakah ateis berTuhan....?
Bukankah ateis tidak berTuhan, lalu bagaimana dengan sisi spriktualnya....?

Ya, beberapa macam pertanyaan itu pasti saja di ucapkan oleh kaum awan, maupun oleh beberapa golongan yang anti terhadap ateis.

Lalu saya ingin bercerita....!
Pada suatu hari, salah seorang kawan saya mengatakan pada saya bahwa ateis sering dikatakan tak bertuhan itu sebenarnya sangat salah. Mendengar ungkapan kawan saya itu, saya kaget dan hendak memprotes, namun ternyata kawan saya memahami perubahan bahasa tubuh saya, dan dengan tenang berkata "kawan jangan kaget...!", saya memahami reaksi kawan, memang benar kata negera ini bahwa ateis tak bertuhan, hal ini disebabkan karena ketidaksukaan mereka terhadap ateis. Akan tetapi kawan, sebenarnya ateis itu bertuhan, dan memang faktanya bahwa mereka tak mengakui adanya tuhan, dan mendengar ungkapan ini, kawan pasti bingun namun beginilah adanya. Tuhan kaum ateis sesungguh berwujud lain atau berbeda dengan yang kita ketahui.

Ada 3 macam ateis, yaitu ateis humanisme, ateis materialisme, dan yang terakhir adalah ateis rasionalisme.
Nah, ketiganya ini dapat diuraikan menjadi :

1. Ateis humanisme : kaum ateis ini mengakui bahwa manusia memiliki kekuatan dan kekuatan itulah yang membuat menusia seakan hidup dan juga tak ada unsur lain yang membuat manusia itu hidup dan merasa hidup. Dalam artian manusialah yang berkuasa atas bumi dan kekuatan atau apapun yang ada dibumi adalah hasil karya manusia sehingga bisa dikatakan bahwa tuhan pun manusia itu sendiri yg menciptakannya.

2. Ateis materialisme : kaum ateis ini menyembah kepada material sehingga tentunya yg berperan disini adalah kaum kapitalis.

3. Ateis rasionalisme : kaum ateis yang terakhir ini adalah kaum ateis yg menganggap ilmu pengetahuan ibarat Tuhan. Dengan argumen segala sesuatu yg ada didalam bumi bisa dipecahkan dan dipelajari dengan ilmu pengetahuan.

Sehingga simpulannya adalah kaum ateis sesungguh berTuhan namun TuhanNyalah yg berwujud lain. Dan dengan begitu dapat dipastikan bahwa sesungguhnya ateis memiliki sisi spriktual.


Penulis : Mapians Manu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar