“ kaka sa ijin selingku ”, kata gadis
itu. Suara yang dengan sangat rapih ke luar dari balik bibir tanpa rasa, dan
secara sontak seluruh tubuh menjadi kaku, mata yang tadinya cerah akhirnya
kehilangan cahaya, sebilah matang pedang yang tak Nampak menikam uluh hati.
Jhon tak sampai mengira bahwa ucapan itu akan keluar dari gadis pemilik hatinya
itu.
Setelah lama tanpa suara, “ ko
tra main-main toh…? ”, tanya john pada gadis itu karena kurang percaya dengan
kata-kata yang baru saja dia dengar dan menganggapnya hanya lelucon semata, dan
gadis itu pun menyahut “ Jhon, sa serius…!, ijinkan sa eeee…., trapapa toh, dan
ko tra marah toh….! ”. Kemudian kesadaraan perlahan-lahan mulai meninggalkan john,
ucapan itu, ucapan yang tak pernah dia sangka, dan ucapan itu keluar dari balik
bibir gadis itu, gadis yang sudah sangat lama dia ikatkan Namanya di hati.
Entah kenapa, kaki john seakan digerakan oleh sesuatu, dia berjalan
secara perlahan diantara sadar dan tidak, berjalan menjauh meninggalkkan gadis
itu, walau berulang-ulang gadis itu memanggilnya, namun tanpa ada satu pun
suara yang keluar dari bibirnya, dia pergi tanpa menoleh, meninggalkan gadis
itu.
Tanpa dia sadari, dia sudah di gerakan kakinya hingga tiba di tempat
kawan karibnya, dan kebetulan bila sore maka kawan karibnya yang bernama Sepo
itu sering duduk mengheningkan cipta di antara beberapa pohon pinus yang tumbuh
di area perumahan dekat komplek rumahnya. Lalu usai sampai, john tanpa suara
duduk di samping sepo yang kebetulan pada saat itu sedang dalam keadaan menutup
matanya, menikmati hembusan angin serta sedang merasakan kebesaraan Tuhan atas
keindahan alam yang diberikannya kepada umat manusia.
Beberapa menit lewat tanpa ada suara manusia, suasananya sangat hening
bahkan nampak sangat nyaman, namun tidak dengan perasaan dan benak john yang
kini seperti berada diatas perahu yang dihantam badai. Benaknya seakan-akan seperti
hendak ditelang samutra yang luas, kematian pun seakan mendekat dan siap
melahap habis nyawanya yang hanya satu itu.
Matanya Sepo Nampak perlahan-lahan
terbuka dan ketika mata itu mulai mengamati sekeliling tempatnya berada maka
terlihatlah kawan karibnya john yang duduk disampingnya dalam kondisi mata tertutup
namun pergerakan nafasnya sangat berat seperti habis berlari di kejar setan,
sungguh kondisi yang benar-benar sangat memprihatinkan. “ Jhon, kapan ko datang…?
”, tanya sepo, namun setelah beberapa saat lamanya menunggu maka tak ada jawaban
balik sama sekali sehingga sahutnya lagi “ kawan ko kenapa, coba ko cerita dulu…?
”, kemudian john pun dengan perlahan-lahan mengatur pernafasannya, setelah
nafasnya teratur maka dia mulai menekan gejolak dihatinya, dan setelah merasa
nyaman maka john pun menyahut “ Kawan ko tau, sa baru saja dibuat kecewa ”,
lalu balas sepo lagi “ kawan ko coba cerita dulu, sa belum mengerti ini ”, kemudian
sahut john “ kawan, sa baru saja dibuat kecewa sama merlin, coba ko pikir, masa
de bilang klau de mau ijin selingku tuh, sungguh bikin sa hati hancur sekali,
dan sa jua tidak pernah pikir de bakalan bilang begitu ke sa, padahal sa tadinya
ketem sama de karna sa mo kastau klau sa mama sama sa bapa sudah setuju soal
tong dua pu hubungan baru, lalu sa masih belum kastau soal itu, de lansung kastau
itu sama sa, coba pikir sapa jua yang tidak rasa sakit dengar itu, jadi tadi
pas sa dengar itu, sa lansung kastinggal de baru kesini ”.
Mendengar penuturan john, Sepo
terdiam beberapa saat, menimbang-nimbang ucapan merlin terhadap john, kemudian
sesekali mengamati keadaan kawannya itu yang kini Nampak lemah dan pucat sekali.
Usai memikirkan persoalan yang sedang menimpa kawan itu maka sepo pun mulai
memberi semangat sembari mengucap “ ah sayang sa pu kawan, kawan coba ko pikir
baek-baek dulu, ko mustinya bersyukur karna bisa pacaran sama merlin dan
bukannya ko menyalahkan de ”, kemudian balas john dengan wajah tak senang “ ah
kawan, ko ni menghibur sa atau malah ko ejek sa. Masa sa bersyukur tuh, kawan
ko gilakah, merlin de mo selingku baru ko bilang sa harus bersyukur tu ”, lalu
dengan tenang, sepo merangkul kawan karibnya yang bernasip malang itu dan menyambung
ucapannya “ kawan ko tra mengerti maksud sa, ok.., sa jelaskan baek-baek. Jadi
begini kawan, sa bilang ko harus bersyukur tuh karna jarang ada cewe atau cowo
yang mo selingku tapi minta ijin dulu sama orang yang saat itu masih de pu
pacar dan sa baru dengar sekali ini saja, Kemudian ko coba pikir baek-baek, kalau
de tra sayang ko maka sa yakin de tra akan pernah bilang mo selingku dan minta
ijin. Jadi kawan intinya de sayang sama ko dan de tra mau buat ko sakit dan maen
di belakang-belakang ko ”.
Usai mendengar penjelasan kawan karibnya, Jhon kembali mulai bangun, semangatnya yang tadi telah hilang, dengan perlahan-lahan dikumpulkanya. Lalu dengan semangat john berdiri dan mengucapkan banyak terima kasih kepada sepo, setelah itu dengan cepat john berlari ke arah dimana tadi dia meninggalkan merlin.
Sesampainya di tempat tadi dia meninggalkan merlin, disana tak ada siapa pun bahkan tak tampak sosok bayangan pun. Merlin yang tadi berada disana telah pergi entah kemana sehingga dengan perlahan dia pun meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah dengan harapan besok pasti ketemu.
Usai mendengar penjelasan kawan karibnya, Jhon kembali mulai bangun, semangatnya yang tadi telah hilang, dengan perlahan-lahan dikumpulkanya. Lalu dengan semangat john berdiri dan mengucapkan banyak terima kasih kepada sepo, setelah itu dengan cepat john berlari ke arah dimana tadi dia meninggalkan merlin.
Sesampainya di tempat tadi dia meninggalkan merlin, disana tak ada siapa pun bahkan tak tampak sosok bayangan pun. Merlin yang tadi berada disana telah pergi entah kemana sehingga dengan perlahan dia pun meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah dengan harapan besok pasti ketemu.
***
Ketika hari sudah pagi , Merlin
dengan cepat mengayunkan sepeda, melaju dengan kecepatan penuh mengarah ke
gerbang sekolah, dalam benaknya dipenuhi oleh banyak tanya, semua karna kemarin
sore ketika ketemu dengan john ditaman, setelah merlin meminta ijin selingkuh,
namun mengapa john kemarin tanpa sepatah kata pergi, atau apakah karna ungkapan
itu, atau karna apa, kan setidak john seharusnya meninggalkan sepatah kata,
tidak seharusnya john begitu dan banyak macam pertanyaan lainnya menyerang
merlin sepanjang jalan tadi.
Usai sampai digerbang sekolah, merlin menurunkan laju sepeda dan dengan
perlahan-lahan mendayung sepeda memasuki halaman sekolah, kemudian lansung
mengarahkan sepedanya ke tempat dia sering memarkirkan sepedanya.
Setelah beberapa saat kemudian lonceng berbunyi dan semua siswa/I akhirnya berbaris untuk apel pagi dan merlin pun ikut serta dalam apel pagi, kemudian di dalam apel pagi itulah Nampak sosok john yang juga sedang ikut apel pagi di barisan cowo, namun karena dalam keadaan apel sehingga merlin tak punya peluang untuk menyapa john hingga barisan pun di bubarkan dan siswa/I diarahkan ke kelasnya masing-masing.
Setelah beberapa saat kemudian lonceng berbunyi dan semua siswa/I akhirnya berbaris untuk apel pagi dan merlin pun ikut serta dalam apel pagi, kemudian di dalam apel pagi itulah Nampak sosok john yang juga sedang ikut apel pagi di barisan cowo, namun karena dalam keadaan apel sehingga merlin tak punya peluang untuk menyapa john hingga barisan pun di bubarkan dan siswa/I diarahkan ke kelasnya masing-masing.
Jam terahir pun tiba, Merlin sudah Nampak
gelisah, dan dalam benaknya hanya ada satu harapan yaitu ketemu dengan john pas
pulang sehingga dengan begitu merlin dapat menanyakan sebab-sebab kepergian john
kemarin dan juga hendak meminta maaf bila perkataannya kemarin sudah menyakiti john.
Lonceng pun berbunyi tanda bahwa
kelas sudah usai dan kini sudah tiba saatnya untuk pulang, merlin dengan cepat
memasukan buku tulis dan alat tulis dalam noken, kemudian dengan cepat ke
tempat dimana dia memarkirkan sepeda, usai mengambil sepeda, merlin mengayunkan
sepeda kedepan gerbang dan menunggu john. Setelah beberapa menit kemudian john Nampak
di depan halaman sekolah dan sedang menuju ke pintu gerbang sekolah.
Dengan hati deg-degan merlin menunggu john mendekat hingga beberapa
meter dengan dirinya, Usai jarak john dan merlin hanya menyisihkan beberapa
meter maka merlin berkata “ Jhon katong dua pulang sama-sama eee…, soalnya sa
perlu ko ”, dan tanpa menunggu lama, john membalas “ Oh io ”. kemudian mereka
pun berjalan Bersama-sama.
Setelah mereka sudah jauh dari sekolah, merlin mulai membuka suara “ john
ko marah sa toh karna kemaren dan sa jua mo minta ko maafkan sa ”, lalu lansung
dibalas pula oleh john “ oh soal kemaren itu, sa jua mo minta maaf sama ko jua
karna tanpa pamit tinggalkan ko, dan jujur sa kemaren kecewa sama ko ”.
Kemudian merlin berkata lagi “ john sa harap sama ko buat tra marah sa soal
kemaren, sa jujur saja, sa sayang ko sehingga sa jua berat kalau selingku
dibelakang-belakang ko jadi sa kastau ko, tapi kalau ko marah sa jua trapapa,
soalnya sa jua yang salah jua toh ”, usai itu lansung di balas lagi oleh john “
merlin, sa jua jujur saja sangat sayang sama ko, dan karena itu sa sebenarnya
sangat kecewa sehingga tinggalkan ko sendiri tanpa kastau ko apa-apa. Lalu sa
jua jujur saja, kemaren sa minta ketem tuh karna sa mo bilang sama ko kalau sa
pu mama sama sa bapa sudah setuju dengan tong dua pu hubungan, sa su kastau sa
pu bapa dan mama soal tong dua pu hubungan ”.
Sedetik berikutnya, merlin tanpa dikomando lansung memeluk john, “ Kenapa ko tra kastau itu dulu, ko bikin sa sampe ragu sama ko sehingga punya pikiran buat menerima orang lain, ko hampir bikin sa selingku, ko kenapa tra kastau sa kalau ko pu bapa dan mama sudah setuju, tapi trapapa, sa tidak sampe tersesat jua, dan sa janji tra akan ulangi lagi. Jhon sa sayang ko, sa berdoa ko yang jadi sa pu paitua nanti ”, kemudian john pun membalas ucapan merlin sambil mempererat pelukannya “ Sa jua janji sama ko merlin, sa bakalan jadikan ko sebagai sa pu maitua, sa kan bedoa biar Tuhan tra pisahkan katong dua ”.
Sedetik berikutnya, merlin tanpa dikomando lansung memeluk john, “ Kenapa ko tra kastau itu dulu, ko bikin sa sampe ragu sama ko sehingga punya pikiran buat menerima orang lain, ko hampir bikin sa selingku, ko kenapa tra kastau sa kalau ko pu bapa dan mama sudah setuju, tapi trapapa, sa tidak sampe tersesat jua, dan sa janji tra akan ulangi lagi. Jhon sa sayang ko, sa berdoa ko yang jadi sa pu paitua nanti ”, kemudian john pun membalas ucapan merlin sambil mempererat pelukannya “ Sa jua janji sama ko merlin, sa bakalan jadikan ko sebagai sa pu maitua, sa kan bedoa biar Tuhan tra pisahkan katong dua ”.
***
Bandung, 21/01/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar