Rabu, 15 November 2017

Orasi



bukannya aku hendak mengeluh
bukannya aku hendak melakukan tindak makar
tindakanku turun jalan adalah wujud kekecewaanku

aku hanya dianggap semut
aku hanya dianggap debu

ketika dengan lantang aku meminta keadilan
lihat moncong senjata menyumbat mulutku

ketika aku hendak bersuara
lihat tamparan mendarat tepat dipipihku


inikah hasil era reformasi
inikah hasil tuntutan 1998

kebebasan bersuara masih dianggap mengancam negara
kebebasan berpendapat masih dianggap penghalang ruang gerak
memang inilah zaman edan..!


Decrates M-I Egai

Soe Gie sang demonstran






dia pernah berkata
" mati muda adalah keberuntungan
  mati tua adalah kesialan
  dan berbahagialah mereka yang tak pernah
  dilahirkan"

dia adalah salah seorang dari tokoh yang menggulingkan kepemimpinan soekarno
seorang penyair sekaligus pecinta alam dari UI (universitas Indonesia).
dialah pecinta alam yang rela meninggalkan dunia politisi dan birokrat.
dialah jiwa yang mati muda dalam pengembaraan
banyak catatan yang ditinggalkannya
namanya sangat diagungkan barisan demostran
dialah soe gie
jiwa penentang...!
jiwa muda yang cinta rakyat
rela menolak tawaran konglomerat
dan mengasingkan diri dalam pelukan rakyat

aku hanyalah pengagummu
yang setia membaca bait demi bait tentang kamu..




Decrates M-I Egai

Aku Perindumu




aku mengembara melewati batas waktu
berusaha diam dalam rasa
kemudian merindu tibanya senja


1 agustus menjadi rembulan
hari yang menggetarkan angan
menjadi pengulang masa lalu

aku merindu
tapi takut pula dirindu

itulah mengapa aku berdiam
biarlah diam menjadi penawar rasa

lalu kini biarlah kubuka
almari tanpa alasan

biarlah esok...
tidak menjadi bencana
biarlah esok....
menjadi kemenanganku

aku perindumu...!


Oleh : Emanuel Bamulki

Menolak Luka


Aku ingin Menolak Luka
Aku tak ingin mengenal Luka
Lukaku Bisu
Lukaku lumpuh
Lukaku tak mampu berbicara
Lukakku tak dapat beraksara
Luka menetap dan tak bergerak

Menolak Luka
Aku ingin mengatakannya dalam sebuah orasi
Aku ingin berteriak dari puncak tebing
Aku ingin menolak Luka

***

29/10/2017

Senin, 13 November 2017

Lelaki Dipelukan Pohon Pinus





Sambil ditemani Estrajoss susu dan sebatang Rokok mariboro Hitam, Lelaki itu hangut dalam diam, ditemani Lelaki Tak Bernama Disisinya.

Wanita Yang selama ini Telah diperjuangkannya, Ternyata Lebih suka terkurung dalam Ikatan Masa Lalu. Walau dengan Bijak Lelaki itu mencoba Dan Berusaha Memberikan Cinta dengan Tulus, Namun masih saja tak dihiraukan Oleh wanita itu.

Wanita itu pandai Membandingkan Manusia, Seakan Dia wakil Tuhan, Wanita itu Terlalu Benar dan Bahkan Berusaha Menjadi Manusia Benar Dimata Tuhan.

Sedikit Demi Sedikit lelaki itu telah dikikis oleh rasa sakit, hingga Lelaki itu Lelah dihantam Rasa sakit.

Lalu ketika raja siang Melayang diatas cakrawala, Lelaki itu tersungkur dan terbaring tanpa komando dipelukan Pohon Pinus.

Katanya pada ilalang " Aku tak ingin sakit.....! ", lelah dan lemas merangsang otaknya, hingga matanya secara pelan-pelan tertutup untuk merenung betapa pahitnya fajar pagi.

Aku serius hendak membiarkanmu melakukan apapun sesuka hati, sebab kau tak menganggap aku sebagai masa depanmu, katanya pada langit.

Dan Dia akhir pergi Meninggalkan Dunia cinta untuk beberapa waktu.

***


Kekasihku Adalah Adik Kandungku



Awalnya Dia Adalah Kekasih
Ku mencinta sebagai Kekasih
Ku Merindu Sebagai Rusuk
Roman Cinta Antar Jenis
Terus Mencinta dalam Bilik Waktu

Lalu Kini dia Menjadi adik Kandungku
Sodari sedarah...
Sodari Sekamar...

Ya, Makin aku menyanginya
Ku ingin Terus Menjaganya
Menemani Setiap detiknya


Walau luka dan Bisu Menyerang
Ku akan menerjang Melawannya
Hingga Hanya ada canda dan tawa
Sampe Umurku Tak Berlanjut

***


Oleh : Emanuel Bamulki

Dinginnya malam



Hembusan Angin menembus kulit
beku terasa darah dibalik nadi
itulah yang kurasa malam ini


Aku terombang ambing
Seakan tak berumah
menekuk lutut dipinggir jalan
menerima serbuan tetesan hujan

Dingin malam
Bukan main kurasa
Bukan main menikam pori-pori tubuh


aku bingun hendak kemana
kakiku dilumpuhkan dingin
tak apalah, inilah nasipku

***

Oleh : Emanuel Bamulki

Antara Lapar Dan Diabaikan


Antara lapar dan diabaikan
Itulah bayang Tanah parayangan
Bukan hendak mengeluh
Bukan hendak mengaduh
Tapi Itulah Reality Anak Perantau

Ingin Dipahami harap Khalayak Umum
Memahami Hanya Ditahu seorang
Bukanlah mainan
Bukanlah Candaan
Idealis Meransang Jiwa
Hingga Ego lupa Tubuh


***

EMANUEL IYAI

Ibu

Ibu....!
sebelum kau berpulang kepada khalik
lihatlah diriku dahulu
pandangi anakmu dahulu
anakmu yang masih rewel walau usia tua

Ibu...!
biarlah aku merebahkan tubuhku dipangkuanmu
Sebab aku tidak ingin ada penyesalan

Ibu aku merindumu...
Biarlah Rinduku terus mewaktu
seperti kasihmu yang mewaktu

Rinduku untukmu Ibu




 Oleh : EMANUEL IYAI

Ateis dan Tuhannya Ateis



Apakah ateis berTuhan....?
Bukankah ateis tidak berTuhan, lalu bagaimana dengan sisi spriktualnya....?

Ya, beberapa macam pertanyaan itu pasti saja di ucapkan oleh kaum awan, maupun oleh beberapa golongan yang anti terhadap ateis.

Lalu saya ingin bercerita....!
Pada suatu hari, salah seorang kawan saya mengatakan pada saya bahwa ateis sering dikatakan tak bertuhan itu sebenarnya sangat salah. Mendengar ungkapan kawan saya itu, saya kaget dan hendak memprotes, namun ternyata kawan saya memahami perubahan bahasa tubuh saya, dan dengan tenang berkata "kawan jangan kaget...!", saya memahami reaksi kawan, memang benar kata negera ini bahwa ateis tak bertuhan, hal ini disebabkan karena ketidaksukaan mereka terhadap ateis. Akan tetapi kawan, sebenarnya ateis itu bertuhan, dan memang faktanya bahwa mereka tak mengakui adanya tuhan, dan mendengar ungkapan ini, kawan pasti bingun namun beginilah adanya. Tuhan kaum ateis sesungguh berwujud lain atau berbeda dengan yang kita ketahui.

Ada 3 macam ateis, yaitu ateis humanisme, ateis materialisme, dan yang terakhir adalah ateis rasionalisme.
Nah, ketiganya ini dapat diuraikan menjadi :

1. Ateis humanisme : kaum ateis ini mengakui bahwa manusia memiliki kekuatan dan kekuatan itulah yang membuat menusia seakan hidup dan juga tak ada unsur lain yang membuat manusia itu hidup dan merasa hidup. Dalam artian manusialah yang berkuasa atas bumi dan kekuatan atau apapun yang ada dibumi adalah hasil karya manusia sehingga bisa dikatakan bahwa tuhan pun manusia itu sendiri yg menciptakannya.

2. Ateis materialisme : kaum ateis ini menyembah kepada material sehingga tentunya yg berperan disini adalah kaum kapitalis.

3. Ateis rasionalisme : kaum ateis yang terakhir ini adalah kaum ateis yg menganggap ilmu pengetahuan ibarat Tuhan. Dengan argumen segala sesuatu yg ada didalam bumi bisa dipecahkan dan dipelajari dengan ilmu pengetahuan.

Sehingga simpulannya adalah kaum ateis sesungguh berTuhan namun TuhanNyalah yg berwujud lain. Dan dengan begitu dapat dipastikan bahwa sesungguhnya ateis memiliki sisi spriktual.


Penulis : Mapians Manu



Iblis Rupa Manusia



Tak seharusnya Aku Berteriak
Meneriaki Iblis Rupa Manusia
Iblis Ciptaan zaman

Aku Teringat Akan Nabi Yohanes
Ungkapannya Masih Ku Ingat
Nabi Palsu Seakan BerTuhan

Iblis Rupa Manusia Meraja
Entah Siang Atau Malam
Iblis Masih Merusak Hati
Menusukan Pedang Dusta

Dan Aku Mengerti
Kitab Wahyu Adalah Nyata
Dan Iblis Rupa Manusia Nyata

Aku Membenci Iblis Rupa Manusia
Iblis Tak Berakal
Iblis Tak Bernalar

***

Oleh : Emanuel Iyai

Selontar Kata Untuk Ibu



Ibu biarkanlah aku memelukmu
Aku tak mau kenal sesal
Ku tahu Umur manusia Tiada Yang Tahu
Begitu Pula Perpisahan Aku Dan Ibu

Ibu Ijinkanlah Aku menyusu Lagi
Aku masih ingin dibelaimu
Walau usia menua
Aku masih anak Ibu Yang polos

Ketika Jarak Menjauhkanku darimu
Satu hal yang terus ku ingat
Dalam Doamu Ada namaku

Ibu dipanjangkanlah Umurmu
Ibu Dipanjangkanlah sabarmu
Biarlah Aku tetaplah Anak Ibu.

***

Oleh : Emanuel Iyai

Kekasihku Cendrawasih Sorong






    Kekasihku Cendawasih Sorong
    Bersama Tetesan hujan
    Ku lagukan cinta Untukmu

    Entah Antara Rindu Dan Rinti
    Rasaku Terus bergelombang
    Biarlah sepihku Bercerita
    Tentang Namamu Dilubuk Hatiku
    Desahan Air Hujan
    Terus Memompa Darahku
    Ingin Lekas Mencumbuhmu

    Dan aku ingin Lekas Memelukmu
    Seperti hari-hari yang berlalu
    Tanpa ada kata dusta dan Nista
    Agar Nestapa Tak melagu Lagi

    Untuk mu, Ku Tuliskan
    Biarlah Kau tahu
    Betapa Tanganku Masih Beraroma Tubuhmu.

     ***

Oleh : Emanuel Iyai

Minggu, 05 November 2017

Terjebak Dalam Kata


Tiba-tiba Mata Menjadi Gelap, Kegelapan Menyelimuti Benak, kekosongan terasa melewati batas-batas ruang dan waktu. Terjebak dalam kata adalah sebuah kesialan, Bukannya hendak mengaduh pada yang tua, namun lihatlah, betapa realita membentuk tembok dan memisahkan manusia dari ada kedalam ketiadaan.

Betapa menderitanya jiwa yang dirantai kata, Kata adalah musuh abadi manusia, perpecahan, perang dan permusuhan dimanipulasi kata.

Konspirasi besar-besaran telah dimainkan oleh kata sebagai sebuah drama, Kata adalah pesilat pandai, Seperti cerita-cerita silat mandarin yang sangat dramatis. begitulah kata menjarah ruang dan waktu serta menumbangkan rasa dan aksara dari kenyataan.

***

Mapians

Minggu, 13 Agustus 2017

KONSPIRASI DALAM KEBUDAYAAN PAPUA




Kebudayaan Papua, mungkin dengan kata ini kebanyakan dari kita pasti berpikir bahwa kebudayaan Papua itu berhubungan dengan pakian dan rumah adatnya, atau adapula yang mungkin saja berpikir tentang suku Asmat yang kaya dengan ukirannya, dan juga mungkin ada pula yang berpikir mengenai tariannya yang terkenal.

Lalu paling parahnya lagi bila ada yang berpikir mengenai kebudayaan Papua gunung dan Papua pantai, sebuah paradigma yang selama ini diciptakan oleh elit-elit tertentu untuk memecah bela Kebudayaan papua demi sebuah kepentingan politik tertentu, dan lebih tepatnya sebuah konspirasi besar sebenarnya telah menjarah kekayaan Kebudayaan Papua. Konspirasi inilah yang sedang menjadi senjata pemusnah massal guna memusnakan manusia papua dari kebudayaan Papua.

Jadi Kebudayaan papua sesungguhnya bukan hanya mengenai pakaian adat, Rumah adat, ataupun kesenian adat papua seperti seni memahat di asmat, namun sesungguhnya kebudayaan Papua melingkupi  semua aspek kehidupan, mulai dari pola pikir, karakter, hingga ke unsur spriktualnya, lalu melingkupi pula ke sisi religius, ekonomi, hingga dalam kehidupan sosial dan berpolitik.

Jadi salah bila anda mengatakan saya orang papua gunung atau orang papua pantai, dan bila anda mengatakannya demikian berarti anda telah dipengaruhi serta dikuasai oleh pengaruh kebudayaan luar papua. Dan intinya saya dan anda adalah orang Papua Tulen.

Dan kini marilah kita baca syair dibawah ini sebagai pembuka wacana kita bahwa papua bukanlah papua gunung dan papua pantai melainkan satu kesatuan papua. Jangan kita dijadikan boneka hanya karena ilusi semata.

MENGAPA HARUS ADA PERBEDAAN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mengapa harus ada perbedaan
Bukankah kerinting adalah aku dan kamu
Kita adalah satu dalam pelukan malanesia

Mengapa harus ada derita
Mengapa harus ada air mata
Sedangkan aku dan kamu sedarah

Ibu kita sama
Ayah kita satu
Namun mengapa harus ada perbedaan

Kita dilahir diatas tanah yang sama
Kita dibesarkan dalam pelukan belaian langit  yang sama
Namun mengapa harus ada gunung dan pantai diantara kita

Kini kau dan aku dihadapkan pada satu kata
Bebas atau diperbudak
Oleh sebuah kata


***


Ya, syair diatas merupakan sebuah ungkapan yang sebenarnya menyatakan bahwa papua merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan oleh sebuah kata yang sesungguh baru hadir dan menyusup bagai jarum yang masuk dalam jerami guna menyayat habis seluruh isi tubuh.

Sehingga...
Ayo.. Kau dan aku adalah papua
Mari kita musnakan kata papua gunung dan papua pantai.

Marilah pula kita mengangkat budaya kita melalui berbagai wadah yang disediakan oleh Kebudayaan kita guna mengenalkannya bahwa papua mempunyai identitas sebagai sebuah bangsa yang besar serta unik dan menarik.

Saya bangga menjadi orang papua....!
Ungkap seorang lelaki papua yang sempat menjadi anggota tari dalam sebuah pementasan tarian dan lagu-lagu papua di Pusat pelatian infanteri bandung, jawa barat, indonesia.

Dia dan beberapa kawan-kawan tarian papua yang berasal dari kepala burung hingga ekornya juga mengatakan bahwa kami adalah anak-anak Papua bukan anak gunung atau pantai. Sehingga mereka mengatakan bahwa orang papua harus paham budayanya biar tidak diperbudak oleh konspirasi yang dibuat-buat oleh elit tertentu yang sengaja memecah bela orang papua dalam berbagai koloni, hingga orang papua saling membenci dan saling membunuh serta bermandi darah diatas darah yang sama.

Dan oleh karena itu marilah kita ubah pola pikir yang salah kearah yang benar....!

Dan itu tugas anda dan saya sebagai orang papua.....!


Syalom.....!



Decrates M-I Egai

Senin, 22 Mei 2017

Suara Senja



 



Suara Senja Mengobrak abrik Gelombang pantai

Hembusan Nafas Surya Membekukan Aliran Darah

Suara Kanak-kanak Tenggelam Dalam Gemuruh Ombak

Nikmatnya Tarikan Marilboro Menikam Uluh Hati

Dan aku terlena Dalam Setiap Detakan Jantung

Yang Memompa Keluar Nikotin Di sela-sela Tenggorokan

Melegahkan Dahaga Di balik Nadiku.

Lalu kini diamku Membisu Dalam almari Benak.





Mapians Iyai

Sesuap Nasi





Sesuap Nasi
Menyapu habis amarah dalam dada
Ketika Tekanan Lahar panas Di balik Benak Meledak
Cemburu pada semut merah menjadi nyata
Adu mulut pun tidak dapat dihindari
Gejolak Badai Masa lalu Mengamuk
Melumat Habis Sisa Waktu Di Ujung Senja
Lalu Kini Mulai Berganti Kontak Fisik
Dan Semuanya Tinggallah Sesal



By. Tobias