Pada Suatu Hari, Dalam Sebuah Pertemuan Para
Revolusioner TPNPB (Tentara Pembebasan
Nasional Papua Barat ) Di Paniai Eduda Di bawah Komando Tadius Yogi
Mengumpulkan Segenap Anggota Revolusioner Yang Tersebar Hampir Ke seluruh Penjuru
Hutan Meepago.
Dan Dalam Pertemuan Para Revolusioner Tersebut
Hadir Seorang Gadis Jenaka Yang berumur Kurang Lebih 18 Tahunan Bersama Kaka
Tertuanya. Kaka Tertuanya Ini di kenal Dengan Julukan Meenaipai yang Berarti
(pemakan Manusia). Julukan Ini Bukan Berarti Bahwa Dia Adalah Seorang pemakan
Manusia Melaikan Penggambaran Dari Dirinya Yang di jadikan Sebagai Julukan.
Julukannya Ini Menggambarkan Betapa Lelaki Ini Haus Akan Darah Para Penjajah,
Dia Takan Segang-segang Membunuh Para Penjajah, Sebab Dia Benci Penjajah, Benci
Dengan Penjajahan Yang di Lakukan Oleh para Penjajah, Benci Pula Dengan
Penganiayaan, Pemerkosaan, Dan Perampasan Kekayaan Alamnya Yang Makin Meraja Di
Tanah Tumpah Darahnya.
Lalu Gadis Yang Tak Lain Adalah Adik Dari
Meenaipai Ini Di kenal Dengan Nama Maria, Maria Adalah Adik kesayangan Dari
Meenaipai, Menaipai Sangat Menyangi Adiknya Melebihi Dirinya Sendiri.
Maria gadis Pemilik Bola Mata yang indah, Di Hiasi
Bulu-bulu Halus, Dengan Bibirnya Yang Segar Merekah Merah Menawan, Pemilik
Wajah Laksana Bulan Itu Telah Menerima Didikan Dari Kakanya Mulai Sejak Maria
Kecil Hingga Maria Berusia 18 tahun.
Dalam Jiwa Maria, Benih-benih Perjuangan Telah
Tumbuh Kokoh, Laksana Benteng Raksasa Milik Cina, Seluruh Jiwa Raganya Telah
Dia relakan Demi Perjuangan, Hingga Detakan Jantungnya Adalah Api Semangat
Juang Yang Membara.
Dan Kini Dia Hadir Di Tengah-tengah Para
Revolusioner Lainnya, Guna Mengenal Etikat Perjuangan Lebih Dalam Lagi, Dan
Berharap Menjadi Salah Satu Pejuang Wanita Yang Siap Terjung Kapan Dan Di mana
Pun Dia Di butuhkan.
Seusai Pertemuan Para Revoluisoner Itu, Maria
Bersama Kakak Tertuanya Kembali Ke Markas Di mana Selama Ini Menjadi Tempat
Berdiam Mereka, Di sana Mereka Mempersiapkan Apa Saja, Mulai dari Fisik, Raga,
Dan Mental, Siap Selalu Menghadapi Berbagai Kemungkinan Yang Akan terjadi Ke
depannya.
Setelah Beberapa Bulan, Maria Di beri Tugas Oleh
Kakanya untuk Memantau Situasi Di daerah Nabire, Mulai dari Batalion, Kodim,
Hingga Unit Terkecil Yang Di miliki Pos-pos Militer Di Nabire.
Seusai Menerima Tugas, Maria Akhirnya Ke Nabire,
Sesampainya Di nabire, Maria Melaksanakan Tugas Dengan Penuh Tanggung Jawab,
Dia Mulai Memantau setiap Gerak-gerik Militer Di nabire, Mulai dari Proses
Pelatihan Militer, Kamp-kamp Pelatihan Militer Yang Tersebar Di Hutan-hutan
Sekitar Nabire, Dan Persenjataan Milik Militer, Hingga Taktik Perang Militer
Dan Lainnya. Kemudian Tak Lupa Melaporkannya Ke Komando Markas Yang Tak Lain
Adalah Kakanya.
Setelah Kurang Lebih 1 tahun Melakukan Pemantauan,
Maka Penjilat-penjilat Penjajah Pada akhirnya Mencium Keberadaannya, Lalu
Melaporkan Keberadaannya Ke Kepala Militer Batalion. Kemudian Kepala Militer
Memberi Upah Infomasi Kepada Penjilat-penjilat Penjajah yang Tak Lain Adalah
Suku Bangsa Maria Sendiri.
Setelah 1 minggu Kemudian, Maria Di Nyatakan Di
tangkap Para Penjajah, Lalu Di siksa, Dan Pada Akhirnya Di nyatakan Akan Di
Bunuh. Dan Pada Ahirnya Proses Pembunuhan Pun Di lansungkan, Sebelum Di Bunuh
Maria Mengucap Sepatah Kata
Sungguh Aku Bangga
Bangga Karna Darahku Tumpah Di
atas Tanah Airku
Bangga Karna Dapat Berkorban
Untuk Bangsaku
Dan Aku Tak Menyesal
Melakukannya
Yakin Pula Aku
Bila Besok Selaskar Bangsaku
Akan menggantikan Aku
Mengusir Penjajah Dari Tanah
Airku
Kemudian Para Penjilat Itu
Para Penjilat Yang Telah
Menjualku
Mereka Akan Binasa Oleh Uang
Mereka Akan Di siksa Oleh Kemurkaan Tanah Airku
Mereka Akan Di siksa Oleh Kemurkaan Tanah Airku
Dan Pada Akhirnya Bangsaku Akan
Merdeka
Bebas Dari Para Penjajah
Seusai Mengucap Itu, Peluru Dengan Kejam Merobek
Tubuhnya, Membolongi Dadanya, Dan Darah Segar Mengalir Deras Menetes Di atas
Tanah, Dan Menyatuh Dalam Keabadian Perjuangan. Dengan Perlahan Kegelapan
Menyelimuti Matanya, Dan Maut Pelan-pelan Datang Mengambil Sukma dari Raganya,
Dan Dia Pun Pada Akirnya Menghembuskan Nafas Terahir, sambil Tersenyum Penuh
Kemenangan.
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar