Dalam
Bangunan Tua Yang Telah Di makan Usia, Seorang Lelaki tua Berumur 70-an Tahun,
Duduk membisu Seperti Patung Budha Di Dalam Pelukan Kesunyian, Lelaki tua Itu
Nampak Telah Menutup Matanya Untuk Hal-hal Duniawi.
Lelaki
Tua Tersebut Di kenal Bijak, Dan Tiap Hari Selalu Ada Beberapa Orang Yang
Berkunjung Sekedar Meminta Arahan, Nasihat Serta Petunjuk Kepada Lelaki Tua
Itu.
Lelaki
Tua Itu, Di Ketahui Tak Pernah Bergeser Sedikit Pun Dari Tempat Duduknya,
Selama Bertahun-tahun, Lelaki Tua Itu telah Mengasingkan Dirinya Dalam
Kesunyian, Dan Semedi Serta Doa-doa.
Hingga
Pada Suatu Kesempatan, Ada Seorang Pemuda Mengunjungi Lelaki Tua Itu Dan
Mengutarakan Kedatangannya, Bahwa Dia Sangat Mencintai Seorang Gadis Namun Gadis
Itu Adalah Sahabat Karibnya, Sehingga Rasa Cinta Itu, Telah Ia Pendam Untuk
Sekian Lama, Tanpa Pernah Di ketahui Gadis Yang Di cintainya.
Kecintaan
Pada Gadis Itu Membuat Hati Dan rasa Lelaki Itu Menyiksanya Tiap saat, Bahkan
Pernah Sekali Waktu Lelaki Itu Berniat Hendak Bunuh Diri, Namun Niatnya Kendor
Karena Takut akan Masa Depan Yang Suram. Dan Dalam Benaknya Terlintas Betapa
Sia-sianya Bila Ia bunuh Diri Namun Keadaannya Takan Pernah berubah. Kemudian
Karena alasan Inilah Yang mendorongnya Datang Meminta Beberapa Petunjuk Kepada
Lelaki tua Yang Bijak itu.
Seusai
Menjelaskan Panjang Lebar Titik Masalah yang Di hadapi Pemuda itu, Maka Lelaki
tua Itu Menghela Nafas Perlahan, Lalu Memandang Lelaki Itu Dengan Tatapan
Tajam.
Kemudian
Untuk Beberapa Saat, Keheningan Memenuhi Seluruh Pelosok Bangunan Tua Itu,
Kedua Lelaki Itu tampak Membisu, tanpa ada Nada Sedikit pun, Keduanya Terlihat
Mengadu mata Dengan tatapan Tajam.
Lalu,
Sebuah Ucapan Mulai Membela Kesunyian, Lelaki tua Itu Nampak Mengucap Sepatah
Kata “ Anakku, Cinta Itu Kejam, Cinta Itu
Mematikan, Selama Cinta Itu Tidak Beri Ruang Untuk Bergerak “, Seusai
Mengucapkan Itu. Lelaki Tua Itu Terdiam, Merenungkan
Sesuatu Dan Akhirnya Melanjutkan Lagi Ucapannya “ Anakku, Sekarang Yang Hendak Kau Lakukan Adalah Pulang dan Katakan
Semua Perasaanmu Padanya, Dan Ingatlah Ketika Kau Mengucapkan Perasaanmu
Padanya, Usahakan Kau Ucapkan Dengan Tulus, Serta Di iringi Dengan Seluruh Rasa
Yang Kau Miliki padanya. Kemudian Akhiri Dengan Ucapan Maaf, Karena Telah
Menaruh Rasa Padanya “, Seusai Percakapannya Dengan Lelaki Tua Itu, Di
Kembali Ke Tempat Asalnya, Lalu Melakukan Apa Yang Telah Di ucapkan Lelaki Tua
Itu. Dan Pada Akhirnya, Wanita Itu Pun Menyatakan Bahwa Dirinya Juga Menaruh
rasa yang Sama Padanya.
Kemudian
Selang Beberapa Minggu Kemudian, Pemuda Itu Akhirnya Menikahi Gadis Itu, Dan
Menyadari Bahwa Ucapan Orang Tua Itu Benar.
Dan
Untuk Mengenang Ucapan Lelaki Tua Itu, Pemuda Itu Menuliskan Kembali Ucapan
Lelaki Tua Itu Di dinding Rumahnya Bahwa “Cinta
Itu Kejam, Cinta Itu Mematikan, Selama Cinta Itu Tidak Beri Ruang Untuk
Bergerak“.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar