Rabu, 02 November 2016

PUISI Dia sedang lapar



Penomena di kota besar, yang ku saksikan di tengah keramaian, dengan penduduknya yang padat, namun tidak ada kasih kepada sesama yang membuat rasa peduli dan kemanusian telah sirna di telang lautan kesibukan masing-masing individu. yang membuat yang miskin tinggal miskin dan yang kaya makin kaya.



Coba tengok kesana

Dia sedang lapar

Benar-benar lapar

Perutnya mengeluh minta di isi

Pakianya telah compang camping

Di telang waktu



Dia tidak pernah mengeluh

Bergeser sedikit pun tidak

Pagi dia duduk di sana

Sore pun dia masih disana

Hanya sesuap berkah

Harapnya tiap saat




aneh namun nyata...., dan inilah kenyataan di kota besar yang maju dalam bidang teknologi dan tatanan kota, serta berbagai halnya. namun rasa kemanusian telah sirna berganti ego.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar