Amoye douw |
Perceraian adalah sebuah tindakan
atau kegiatan pemisahan dua orang
manusia dalam hubungan Kekeluargaan misalnya Perceraian antara Istri dan Suami
Atau sebaliknya, Dan dalam arti yang lebih Luas bisa di katakan sebagai
Pemisahan antara 1 individu dengan individu lain berdasarkan beberapa
pertimbangan.
Perceraian ini pula yang seringkali
terjadi dalam kehidupan masyarat (Meeuwodide), Meeuwodide adalah sebuah wilayah
yang di mana penduduk setempat di kenal sebagai Manusia dengan Suku Dan budaya
Mee.
Letak Meeuwodide
Meeuwodide adalah gabungan dari
beberapa Kabupaten yaitu : Kabupaten Nabire, Dogiyai, Deiyai, Dan Paniai yang
berada dalam daerah Provinsi Papua, Wilayah Timur Indonesia.
Mengapa ada Perceraian dalam Ruang
Lingkup Meeuwodide……?
Tentu kita belum sadari akan
kelahiran dari Perceraian yang kini sedang Terjadi Dalam Budaya Kehidupan Meeuwodide,
sehingga beberapa tahun kedepan di
pastikan akan menjadi budaya yang sulit di pisahkan dari kehidupan orang Mee.
Sehingga mari kita gali mengenai kehadiran Budaya cerai ini. Dahulu dalam
kehidupan orang mee namanya Budaya cerai sebenarnya tak ada, Mengapa….?, karena
pada zaman kakek dan nenek buyut orang mee, bila seorang lelaki memperistri
seorang gadis maka gadis itu akan tetap tinggal di rumah sang suami sampai
ajalnya tiba. istri tersebut akan tetap
bertahan walaupun sang suami mengambil gadis lain lagi sebagai seorang istri
atau sering kenal dengan istilah Poligami. Suami hendak mau ambil istri
berapapun, walau 10 jumlahnya, sang istri takan pernah mengatakan cerai, karena
di zaman itu tak ada istilah cerai, istri akan tetap tinggal di rumah suaminya,
berbaur dengan istri-istri lain dari suaminya.
Kemudian walaupun istri tersebut di
pukuli hingga seperti apapun, istri tersebut akan tetap setia berada di rumah
sang suami, apapun perihnya.
Seiring berjalannya Waktu, Agama pun
masuk dalam kehidupan masyarakat Mee, Agama mulai mengajarkan berbagai hal,
salah satunya adalah Apa yang di persatukan oleh Allah Tak boleh di ceraikan
oleh Manusia. Dan kata tersebutlah awal mula lahirnya Kata cerai dalam
kehidupan Orang mee, Namun di masa ini perceraian masih belum terjadi, sebab orang
mee hanya tahu kata tersebut dan tidak memahami maknanya. Kemudian
perlahan-lahan kebiasaan Poligami di kenal Bahwa Buruk, Sebab agama mengajarkan
kepada penganutnya mengenai perihal memperistri, Agama hanya menyetujui bahwa
perkawinan hanya Untuk dua isang, dalam artian kawin hanya 1 istri.
Lalu masuk pada Masa di mana orang
mee mengenal Pendidikan. Mempelajari berbagai hal yang di lakukan oleh orang
luar dari Suku mee. Sejak di kenalnya Dunia pendidikan Maka Lahir pula budaya
Cerai yang di pelajari melalui pendidikan. Sehingga Dari hari ke hari, bulan ke
bulan, Perceraian mulai Nampak, hingga Pemerintahan dan berbagai Aspek lainnya
hadir. Kehadiran ini membuat perceraian meluas hingga di kenal sampai ke
pelosok-pelosok di daerah Meewodide. Dan kini tak asing lagi dengan perceraian,
Bahkan Perceraian malahan menjadi Budaya dalam Kehidupan orang Mee.
Sehingga dalam uraian ini saya ingin
mengatakan bahwa perceraian yang kini sedang membudaya dalam kehidupan orang
mee bukanlah budaya orang mee, melainkan budaya luar yang di adopsi dalam
tatanan budaya Mee. Dan hal ini bila di biarkan terus menjalar Hingga ke Dalam
setiap hembusan nafas yang akan lahir maka saya pastikan kebudayaan orang mee
akan bercampur baur dengan budaya luar. Oleh sebab itu kepada yang cinta akan
dan kepada Budayanya, di minta agar mau menuntaskan hal-hal yang di anggap
sepele namun mematikan Ibarat racun yang menjalar secara perlahan namun dapat
memicu hingga kepada kematian.
Harus di ketahui bahwa budaya cerai
bukanlah Budaya orang Meepago.
Oleh : Amoye Douw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar