Jumat, 13 Januari 2017

SIMPONI DI DAWAIKUNU


 Lelah sekali, tulangku rasanya remuk, sehabis main bola Volly seharian penuh melawan pemuda - pemuda dari kampung Dawaikunu, dan Dusun Emaiyeida. dengan perlahan ku sandarkan tubuhku di dinding balai desa Dawaikunu. Kemudian teman 1 timku yang sering di sapa Ipex datang menghampiriku, lalu menarik tanganku. Sungguh tulang tanganku terpisah rasanya, lalu tulang belakangku seakan terpisah dari daging yang membungkusnya dengan rapi. Benar-benar rasanya menyakitkan sekali.


Dawaikunu

Setelah aku berdiri dengan perasaan yang sedikit marah, aku bertanya " ipex kenapa ko tarik saya, saya sudah lelah dan saya lagi istrahat ". kemudian dengan nada mengejek dia berkata " eman, sontoloyo, sekarang kita akan pulang ke Tabakapa toh, ko tidak lihatkah...!, hari sudah mau gelap. Atau ko mau tinggal di sini ". dengan malas-malasan aku mengikutinya dari belakang, sambil bertanya "sudah berapa lama kita di Dawaikunu ". lalu dengan muka agak marah di menoleh kearahku, lalu berkata " hey pace sontoloyo. tong di sini dari pagi jam 08:00 WIT, hingga sekarang kita pulang jam 05:30 WIT. Jadi tadi kita main bola volly tuh ko dalam keadaan mabukkah atau tidur sampe ko mau tanya sa macam itu ". Tanpa menghiraukannya sama sekali, saya menjawab " beliau bukannya sa tadi main dalam keadaan mabuk atau tidur, tapi ko lihat sa baik. Sa ni dalam keadaan lelah, dan lemah makanya sa su lupa dengan semua yang tadi kita lakukan di Dawaikunu", seakan-akan yang baru saja aku ucapkan tak dia dengarnya. Dia serius dengan langkanya, seakan-akan dia berjalan sendiri. menoleh sedikit saja tak dia lakukan, dia terus saja berjalan. Sangat kesal aku jadinya, namun dengan paksa aku terus mengikuti langka kakinya.

Pada akhirnya kami sampai di jalan masuk rumahku, aku lansung saja masuk ke rumah, tak menghiraukan ucapan salam yang di ucapkan ipex kepadaku. Aku benar-benar lelah, yang terbayang di keningku hanyalah tempat tidur. Kemudian tanpa peduli siapa saja yang ada di dalam rumah, saya terus memasuki rumah menuju arah kamar. Sesampainya di kamar, aku lansung membaringkan tubuhku. Menutup mata, kemudian mencoba mengingat perjalanan yang melelahkan tadi. Oh ia tadikan kami menang taruhan, bukankah kami menang 200.000. Dan uang itu ada sama ipex, lalu gimana uangnya. Apakah dia belanja sendiri. Ah tidak mungkin dia melakukan itu, Pasti dia akan menyimpannya. pikiran itu mulai terbayang di keningku. dan secara perlahan akhirnya aku terlelap dalam mimpi.

******


@

lengkong kecil, bandung 14/01/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar