Selasa, 10 Januari 2017

Sifat Ikut-ikutan

Tidak asing bukan dengan kata ikut-ikutan....!

berawal dari kata ikut-ikutan kemudian menjadi menjadi sebuah kebiasaan yang pada akhirnya menjadi sifat dari manusia, manusia pada umumnya hanya ikut-ikutan, ikut sana, ikut sini, itulah kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan manusia, manusia mulai memelihara sifat ikut-ikutan hingga manusia itu hanya mengikuti yang ada. mengikuti yang di anggap benar. mengikuti yang di lihatnya, mengikuti yang di dengarnya, mengikuti yang dirasakannya. Jadi manusia ini selalu saja ikut-ikutan. bila bosan di satu tempat dia akan mencari tempat lain kemudian mengikutinya hingga bosan lalu meninggalkannya dan mencari yang baru. begitu seterusnya hingga cerita mengenainya berahir kemudian hal tersebut di sebabkan karena pemahamannya yang kurang.

Ikut-ikutan yang menjadi sifat dasar manusia itu telah naik tingkat dalam segala dimensi kehidupan. Transformasi sifat ikut-ikutan itu kian mengakar dan membudaya dalam aspek ekonomi, sosial, politik, agama, budaya, adat-istiadat, kebiasaan, pendidikan, dan kesehatan serta lainnya.

misalnya dalam kehidupan politik, seorang kandidat politik akan coba menuangkan apa yang telah di pelajari di dalam sistem politik, sehingga masyarakat yang buta akan politik mencoba mengikutinya hingga ada kandidat lain yang muncul, lalu masyarakat yang tadinya mengikuti sistim politik orang pertama akan ikut-ikutan terjerus lagi ke kandidat kedua, hal ini disebabkan karena masyarakat itu sendiri buta akan politik sehingga masyarakat di hadapkan dalam pilihan yang sulit, bagaimana tidak sebab masyarakat sendiri tidak paham, kemudian sistim itu sendiri memaksa. dan akhirnya masyarakat menjadi korban dari politik.

lalu di bidang ekonomi misalnya, seorang pedagang menjual sesuatu barang dengan harga 10.000, dalam waktu yang lama, kira-kira 1 atau 2 tahun. kemudian hadir pedagang baru yang menjual barang dagangan yang sama dengan pedagang pertama namun dengan harga yang berbeda, kira-kira 12.000, kemudian secara otomatis pedagang pertama itu akan ikut-ikutan menaikan harga dagangannya menjadi 12.000. hal ini terjadi karena pengaruh dari sifat keikut-ikutan yang ditanamkan dalam dirinya.

dan aspek lain pun sama dengan dua aspek di atas sehingga kita harus yakin akan kemampuan kita, pendapat kita, dan hasil kita sendiri sebab dampak negatifnya sangat mempengaruhi sekali dalam setiap tindakan kita di dalam kehidupan ini.

kemudian boleh saja kita ikut-ikutan tapi kita harus tahu kapan dan di mana.....?? kita harus ikut-ikutan, dan walaupun kita ikut-ikutan, kita harusnya hanya mengambil sisi positifnya agar menyambung dengan pendapat dan pemahaman kita. jangan pula kita menjadikan ide-ide kita menjadi busuk dalam diri kita. kita harus berani menuangkan ide-ide kita, serta bila ingin ikut-ikutan maka kita harus ikut-ikut dengan sesuatu hal yang tentunya berhubungan dengan ide-ide yang kita miliki agar ide-ide kita dapat tercapai.

sekian.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar